Ngorok seringkali dianggap kasus enteng. Padahal gangguan tidur tsb dapat memicu serangan stroke atau infark jantung.
Ngorok atau mendengkur dengan suara keras sewaktu tidur merupakan fenomena yang diidap jutaan manusia. Sekitar 30 persen orang dewasa ngorok di saat tidur. Juga banyak anak-anak yang mendengkur keras di saat tidur. Kebanyakan kasus ngorok saat tidur hanya mengganggu orang lain yang tidur sekamar, akibat gangguan bising. Sebab suara ngorok bisa mencapai kekuatan hingga 80 desibel. Sebagai gambaran, suara yang cukup ramai dan bising di jalanan, berkekuatan sekitar 70 desibel. Akan tetapi sekitar 5 persen dari penderita ngorok, juga menghadapi ancaman masalah kesehatan cukup berat atau bahkan kematian. Karena ngorok saat tidur dapat memicu serangan infark jantung atau stroke.
Penyebabnya adalah terhentinya pernafasan akibat ngorok yang menyebabkan terganggunya pasokan oksigen ke otak.
Kondisi terhentinya pernafasan atau disebut Apnoe ini, dapat berlangsung puluhan kali dalam satu jam. Bahkan dalam kasus ekstrim, terhentinya pernafasan dapat berlangsung hingga tiga menit. Pada kasus sindroma kematian tiba-tiba balita-SID, diduga gejala ngorok ini memainkan peranan cukup besar, walaupun mekanismenya belum diketahui. Sementara pada orang dewasa penderita gangguan ngorok, mereka juga biasanya mengalami gejala gangguan tidur. Penyebabnya sudah logis, setiap kali mengalami gejala berhenti bernafas mereka akan terbangun. Akibatnya siang hari mereka tampak selalu mengantuk. Bahkan kadang-kadang muncul gejala tidur sekejap yang tidak disadari atau disebut narkolepsie.
Dampak negativ lainnya dari gangguan tidur gara-gara ngorok itu, penderita dapat mengidap penyakit darah tinggi, gagal jantung atau dalam kasus ekstrim infark jantung dan stroke. Dokter ahli penyakit dalam dan pakar paru-paru dari rumah sakit St.Antonius di Wuppertal, prof. Kurt Rasche menjelaskan dampak gangguan ngorok ini. Disebutkannya : Hormon stress akan diproduksi dan tekanan darah akan naik. Jika terdapat gangguan pada jantung, hal itu akan menyebabkan penyakit jantung akut. Dan diketahui jika naiknya tekanan darah terus menerus terjadi hal itu juga akan memicu reaksi stres.
Dalam jangka panjang biasanya muncul penyakit darah tinggi pada pasien gangguan tidur tersebut.
1. Gejala Ngantuk Berat di Siang Hari
Tergantung dari berat dan dramatisnya kekurangan pasokan oksigen ke otak, akan muncul penyakit gangguan metabolisme dan penyakit jantung. Selain itu, barang siapa mengalami gangguan tidur cukup berat di malam hari, siang harinya dia akan mengalami rasa ngantuk luar biasa. Akibat lainnya adalah munculnya perasaan tegang, tidak bisa berkonsentrasi, perasaan cemas serta gangguan psikologi lainnya.
Para dokter memang dapat melihat gejala perasaan ngantuk luar biasa di siang hari sebagai indikasi dari gangguan tidur berat. Akan tetapi untuk dapat menegakkan diagnosa bahwa seseorang menderita gangguan ngorok dan apnoe, hal itu harus dilakukan dengan penelitian di laboratorium. Jika ditegakkan diagnose seseorang menderita gangguan tidur berat dengan gejala terhentinya pernafasan, penderita harus dirawat secepatnya. Sebab, gangguan tidur yang tidak diobati memiliki dampak jangka panjang.
Jika gejala seperti itu sudah muncul, berarti gangguan ngorok telah mencapai titik ekstrimnya. Untuk mencegahnya, disarankan melakukan tes di laboratorium. Jika hasil tes menunjukkan adanya ancaman munculnya gejala stroke atau infark jantung akibat ngorok, pasien harus mendapat bantuan peralatan, untuk membantu sistem pernafasannya. Alatnya dinamakan CPAP, berupa masker yang berfungsi membangkitkan tekanan udara positiv pada waktu pasien tidur. Dengan itu terjadinya gejala berhentinya pernafasan dapat dihindarkan.
2. Pengobatan Umum
Akan tetapi, banyak penderita justru merasa terganggu dengan peralatan bantu untuk mencegah apnoe tsb. Karena sistemnya terdiri dari masker, selang-selang, lap-top pemantau siklus tidur tabung oksigen serta generator yang terus berdengung. Dengan itu justru muncul gejala tekanan psikologis baru. Sebab banyak orang yang tidak mau diketahui bahwa ia mengidap penyakit ngorok ketika tidur. Selain itu, dengan peralatan bantu bernafas, pasien justru merasakan bahwa penyakitnya amat berat. Artinya untuk membantu pengobatan, juga diperlukan konsultasi dari para psikolog. Jika hambatan psikologis sudah dapat dilewati, pasien biasanya dapat menerima alat bantu pernafasan ketika tidur. Sejumlah pasien pengguna alat bantu tsb bahkan mengatakan dengan rasa bahagia, bahwa mereka seolah lahir kembali, dan perasaan selalu mengantuk di siang hari semuanya menghilang.
Bagi penderita gejala ngorok atu mendengkur amat keras, yang tetap merasa kesulitan menggunakan alat bantu pernafasan, para pakar dari pusat penelitian gangguan tidur di Jerman menyarankan pengobatan umum yang sederhana, sebelum memasuki pengobatan khusus. Antara lain, bagi penderita yang mengalami kelebihan berat badan, disarankan untuk menurunkannya hingga mencapai berat badan relatif ideal. Dengan menurunkan berat badan, banyak pasien yang dapat diperbaiki kualitas tidurnya, dan gejala ngoroknya berkurang drastis. Selain itu, para penderita ngorok berat, disarankan jangan mengkonsumsi minuman beralkohol beberapa jam menjelang tidur. Juga penggunaan obat tidur harus dihindari. Karena alkohol atau obat tidur, justru memicu munculnya gejala berhentinya pernafasan atau apnoe. Juga disarankan mengubah posisi tidur, jangan terlentang tapi tidur miring pada satu sisi badan. Dan yang terpenting, jika gejala ngorok berat sudah mengganggu orang serumah, penderita disarankan secepatnya pergi ke dokter untuk mendapatkan terapi.